Pro kontra masyarakat tentang vaksin Covid-19 masih terus berlanjut meskipun pemerintah gencar melakukan sosialisasi dan beberapa pejabat negara maupun tenaga kesehatan telah dilakukan vaksinasi. Agar pelaksanaan vaksinasi dapat diterima masyarakat setelah memperoleh informasi yang benar, maka pada Rabu, 27 Januari 2021, PUSKESMAS 2 Samigaluh melakukan sosialisasi hal tersebut kepada lurah beserta pamong Kalurahan Kebonharjo, babinsa bhabinkamtibmas, anggota Badan Permusyawaratan Kalurahan (BPK), perwakilan kelembagaan masyarakat, kader kesehatan, tokoh agama, pegawai BUMKal, dan relawan. Selain sosialisasi tentang vaksin dan isolasi mandiri, sejumlah 35 (tiga puluh lima) peserta dilakukan rapid test Covid-19.
Dr. Tari Astuti selaku Kepala PUSKESMAS 2 Samigaluh hadir sebagai narasumber. Beliau menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 merupakan salah satu upaya untuk menurunkan penderita Covid-19, menurunkan tingkat keparahan penderita, dan menurunkan angka kematian akibat Covid-19.
"Vaksin adalah virus yang dimatikan namun masih mampu menimbulkan anti body dalam tubuh, sehingga jika ada virus aktif masuk dalam tubuh sudah bisa langsung melawan. Butuh 70% WNI yang divaksin untuk mencapai herd imunity (kekebalan kelompok) secara maksimal. Vaksin jenis sinovac yang telah diterapkan di Indonesia memiliki kemampuan melawan virus sebesar 65,3 %, jadi meskipun telah divaksin, protokol kesehatan 5 M tetap harus dijalankan,” dr.Tari menegaskan. Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan istilah 5 M meliputi memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Beliau juga menginformasikan bahwa warga yang akan divaksin terlebih dahulu memperoleh SMS dari Peduli Lindungi. Babinsa dan bhabinkamtibmas berfungsi sebagai garda terdepan dalam mensosialisasikan, mengecek jika ada warga yang belum terdata, mengawal pendistribusian, hingga pelaksanaan vaksinasi.