Pemerintah Kalurahan Kebonharjo menyelenggarakan rembug stunting tahun 2022 untuk menggali usulan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting di tahun 2023. Acara terlaksana pada Kamis, 19 Mei 2022 di Pendopo Kalurahan Kebonharjo. Rembug stunting dihadiri dari unsur pemerintah kalurahan, PLKB Samigaluh, puskesmas, kader pembangunan manusia (KPM), BPKal, PKK, kader yandu, tendik PAUD, TPPS, dukuh, dan tim pendamping keluarga .
Lurah Kebonharjo Sugimo menyampaikan bahwa pengurangan angka stunting memerlukan sinergi berbagai pihak mulai tingkat kalurahan sampai tingkat nasional. "Kami berharap forum rembug stunting ini dapat memutuskan usulan kegiatan yang mampu mengatasi permasalahan stunting di Kebonharjo. Karena keterbatasan kemampuan APBKal maka beberapa kegiatan pencegahan stunting seperti sanitasi yang layak akan kami usulkan menggunakan APBD," ujar Sugimo.
Sri Prihatin dari PLKB mengusulkan kegiatan pencegahan stunting dengan sasaran remaja pranikah meliputi keg KIE elsimil dan edukasi kesehatan pada remaja untuk kesiapan memiliki keturunan yang sehat.
Sesuai target nasional tahun 2024 angka stunting maksimal 14 persen, maka di Kebonharjo yang memiliki angka stunting 19 persen per Februari 2022 perlu pencegahan dan penanganan yang cepat dan tepat. Siti Nuryati selaku KPM memaparkan permasalahan yang ada di Kebonharjo pada ibu antara lain layanan nifas belum tiga kali periksa, masih ditemui bumil KEK, risti, dan anemia. Orang tua balita usia 0-2 tahun belum melakukan konseling gizi dan kelas pengasuhan sebulan sekali serta cakupan PAUD untuk anak usia 2-6 tahun masih rendah.
Hasil FGD rembug stunting menyepakati beberapa usulan kegiatan penanganan stunting untuk perencanaan tahun 2023 meliputi pengefektifan posyandu sebagai tempat konseling gizi dan kelas pengasuhan, pelayanan nifas oleh bidan desa, pembinaan PUS oleh Pokja 1 PKK, kunjungan bumil risti oleh Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) serta kelas bumil dengan melibatkan suami.